Jalan Umm Al Ghulam dan Ziarah Berharap Jodoh

Kota bersejarah Kairo mempunyai banyak nama jalan yang mengabadikan nama-nama besar. Umm Al-Ghulam salah satunya. Siapa gerangan "Ibunya Anak" ini?

Jalan Umm Al-Ghulam, Kairo.

Shahrbanu "Lady of the Land" a Persian Princess, daughter of Yazdegerd III the last emperor of Sassanid dinasty, and Mother of Ali Zayn Al Abidin.
#masisir #sarkubmesir
• • •
Setelah kemenangan atas Persia, Sidna Umar hendak menjual 3 anak gadis raja Yazdegerd III. Sidna Ali tidak sepakat dan berpesan, "Rasul bersabda muliakanlah setiap bangsawan dari suatu kaum." I

Sidna Umar mengiyakan dan menambahi, "Benar seperti yang aku juga pernah dengar Nabi berpesan jika datang seorang mulia kepadamu, muliakanlah! sekalipun ia memusuhi kalian.

Tiga gadis itu lalu dinikahkan dengan tiga putra pembesar sahabat. Satu dinikahkan dengan putra Sidna Umar, satu dipersunting Husein putra Sidna Ali, dan satu lagi diperistri Muhammad putra Sidna Abu Bakr.

Ziarah Tujuh Makam di Mesir

Salah satu yang menarik dari masyarakat Mesir adalah meskipun pernah dikuasai Dinasti Fatimi yang berpaham Syiah Ismailiyah, tidak sedikitpun dari masyarakatnya yang menganut syiah. Dakwah Syiah —Ismailiyah meski didukung penguasa pada saat itu terbilang gagal. Selain karakter masyarakatnya yang sedari awal Islam masuk sudah berpaham Ahlussunnah, tentu sultan Era Ayyubid bergelar Salahiddunya Waddin juga ikut andil membersihkan sisa pemerintahan sebelumnya. Seperti kebijakannya menutup masjid Al Azhar hingga pembacaan ilmu akidah oleh imam setiap kali usai salat 5 waktu.

Kalaupun dipaksa bilang apa sisa syiah yang masih ada, maka jawabannya bisa jadi adalah kecintaan masyarakat Mesir pada keturunan Rasul, Ahlulbayt. Itupun sejatinya jawaban yang terlalu "memaksa" sebab sebelum Fatimi datang pun Mesir sudah menjadi negeri impian para Ahlulbayt yang menjadi eksil, terusir dari Hijaz. Seperti berduyun-duyunnya rombongan Sayyidah Zaynab, atau kedatangan Sayyidah Nafisah dan keluarga. Seluruh elemen masyarakat menyambut suka cita, batin maupun zahir.

Atas dasar kecintaan itu lahirlah budaya "ziarah". Bahkan berkenaan dengan ziarah, masyarakat Mesir punya budaya yang sekarang sudah tak lagi dikenal, yaitu Ziarah Tujuh Makam. Mirip seperti Ziarah Walisongo yang nyatanya lebih dari 9 wali, jumlah makam yang diziarahi di rangkaian ini pun ada 11 namun dikenal dengan Ziarah Tujuh Makam. Di antaranya yang selalu menjadi akhir adalah Imam Syafii. Semacam ada kepercayaan bahwa Imam Syafii adalah pemungkas ziarah.

Mudah Jodoh dan Anak

Layaknya wangi bunga yang istimewa dengan keragamannya, sekian makam yang diziarahi oleh masyarakat juga punya keistimewaan tersendiri untuk memanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa. Ada beberapa makam yang diyakini oleh peziarahnya sebagai tempat mustajab untuk doa cepat ketemu jodoh, misal. Ada juga yang manjur bagi pasangan yang merindukan buah hati.

Nah! Makan Sayyidah Fatimah Umm Al Ghulam ini merupakan salah satu tujuan ziarah para orang tua yang anak putrinya belum jua bertemu jodoh. Usai salat Jumat biasanya akan ada orang tua yg membawa putrinya ziarah ke sini. Putrinya yang sudah berdandan layaknya mempelai wanita akan berdoa khusyuk bersama orang tuanya. Berharap Allah memberi kemudahan hingga lekas dipertemukan dengan jodoh putri mereka.

Kawan-kawan jomblo ayo tunggu apalagi! Atau mau ziarah ke yang lain? Ada juga makam Syekh Al Hennawi di belakang St. Nafisah yang juga diyakini mustajab spesial doa jodoh. Atau berkunjunglah ke masjid Sabu Banat di Jalan Port Said. Lalu segera mencari seutas kain untuk diikat di Gerbang Zuwayla, siapa nyana dipertemukan gadis yang juga sedang menambatkan harapan. Hehehe

Write a comment