Tiga Bersaudara Al-Halaby

EL-HALABY
Bermula dari Ahmad al-Halaby yang mendirikan sebuah percetakan dan penerbitan dengan nama al-Maymaniyah di depan masjid Azhar, Kairo pada tahun 1859.


Dedikasi dan kecintaan seorang Ahmad yang berasal dari Aleppo (Halab), Syiria; terhadap buku dan naskah-naskah ulama terdahulu sayangnya dihadang oleh kenyataan bahwa ia tak memiliki anak yang akan meneruskan Maymaniyah-nya.

Ia memilih memanggil anak-anak saudaranya yang berada di sebuah desa bernama al-Bab, masih bagian dari Aleppo. Tiga keponakannya itu adalah Mustafa, Isa, dan Bakri.

Ketiganya disekolahkan di Azhar sekaligus dididik bagaimana mengatur sebuah percetakan.

Sebelum wafat, Ahmad Sang Paman menghibahkan al-Maymaniyah itu pada ketiga ponakannya. Mereka lalu mengubah nama-dagang al-Maymaniyah menjadi "Dar al-Kutub al-Arabiyah al-Kubra Li Ashabiha Mustafa al-Babi al-Halabi wa Akhwayhi". I

Seiring berjalannya waktu, perselisihan antarsaudara pun terjadi. Bakri memilih meninggalkan dua kakaknya yang berselisih dan keluar dari dunia percetakan & penerbitan. Isa pun keluar dan memilih membuat percetakan sendiri dengan nama "Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah - Isa al-Babi al-Halabi" di dekat Khan Khalili yang dilengkapi dengan hotel, serta rumah-budaya untuk pemutaran film dan kegiatan kebudayaan-kepariwisataan pada saat itu.

Sementara Mustafa mengubah nama percetakan di awal tadi menjadi khusus pada namanya dan anak-turunnya; Maktabah wa Matbaah Mustafa al-Babi al-Halabi wa Awladihi.

Keduanya masih ada sampai sekarang dan menjadi toko-buku paling ramah bagi kantong pelajar Azhar, juga paling terpercaya dalam hal amanat-ilmiah seiring maraknya kasus tahrif/pengubahan, pengaburan redaksi kalimat. Indonesia bahkan tercatat sebagai negara terbanyak memasok cetakan darinya sebab awal-awal pelajar Melayu dulu pun banyak mencetak karya di sini.

Sayangnya, keduanya kini ada di sisa nafas yang semakin tersengal-sengal. Dua dari sedikit percetakan buku-tua Kairo ini kini hanya mencetak-ulang dari cetakan yang lampau.

Terlepas dari semua itu, abaikan dua pemuda yang numpang selpi di depan kios yang sudah tutup itu dan mari berdoa semoga kedua percetakan itu tak tutup usia untuk ratusan generasi kita selanjutnya. Amin. :D



Write a comment