Di Mesir banyak sekali marga. Dari kawan-kawan Mesir, saya sesekali mencoba bertanya tentang marganya. Keluarga Syadzuli di cerita ini misalnya.
Di kota Fes, Maroko saat saya dan kawan-kawan berziarah ke para wali di Maroko. |
"Dina, margamu itu kan Syadzuli. Apakah kamu membawa nasab juga dari Sidi Abul Hasan Al-Syadzuli? Atau setidaknya sekeluarga begitu dengan pembawa-acara kesohor Mona yang juga bermarga Syadzuli itu?, tanya saya setelah perkenalan.
Ia mengiyakan yang pertama. Tidak pada soalan yang kedua.
Ia lantas bercerita bahwa dari ayahnyalah ia membawa nasab wali besar itu. Tapi sayangnya ia belum pernah berziarah sekalipun ke bukit Humaytsara sana. Lembah di bagian selatan Mesir, tempat kakek moyangnya dimakamkan.
Tahun-tahun berlalu sejak perkenalan itu. Suatu hari ia membagikan story mengejutkan. Tertulis di sana dalam bahasa Arab, "Setelah 3 tahun, akhirnya.." Ia memajang foto penunjuk jalan menuju kawasan makam. Lalu disusul fotonya berjilbab hijau di beranda makam kakeknya.
Ia bercerita bahwa ayahnya menyewa mobil besar. Sekeluarga berangkat berziarah ke leluhurnya.
Hari ini (7/08/2020), ia bertanya tentang Maroko. Ia bilang suatu hari ingin ke sana.
Setelah saya bercerita tentang salah satu guru Sidi Abul Hasan Al-Syadzuli, yakni Sidi Abdussalam bin Masyisy ia mengungkapkan ingin bertandang ke jabal 'Alam. Gunung yang pernah ditempuh oleh kakeknya ratusan kilometer berjalan kaki.
Lalu, seketika ingatan saya kembali ke puncak 'Alam saat berziarah pada Sidi Ibnu Masyisy. Jalan berliku juga embun yang turun di sore hari menjelang asar. Tak berselang lama saya memungkasi obrolan itu, mendoakan, "Suatu hari kamu 'kan ke sana!".
Write a comment
Post a Comment