sebelumnya>>Mengais Fenomena Negeri Seribu Wali II
Ketemu kembali dengan kawan-kawan, nyuwun agunging samudero pangaksami, (translate: 'minta maaf' van Java) aku baru menongolkan tulisan di blogku ini. :)Kita menuju fenomena ketiga..
Ada yang janggal dengan foto di bawah?
Iya. Foto siapa tuh? hehe
Pahlawan, bukan.
Presiden? Juga bukan.
Raja Dangdut Mesir? Apalagi ..
Terus, siapa?
Ini dia fenomena yang aku pilih masuk di edisi kali ini. Yang perlu distabilo ; fanatisme kekeluargaan atau marga dalam wujud terkenang.
Di sini, tidak sedikit toko-toko atau apapun itu yang berhubungan dengan jual beli dan bisnis pasti tidak lupa mengibarkan bendera keluarga.
Dari segi nama, contoh : ada toko kelontong, di atasnya ada banner besar Awlaadu Sulaymaan (translated: putra-putranya Sulaiman), dan masih banyak lagi yang sejenis dengan itu. Padahal, saat ditanya, 'Itu nama Ayah kamu?'.
'Bukan, itu Ayah kan punya kakek, nah ayahnya kakek punya ayah. Itu dia.' :D
Yang lebih riil dalam mengenang leluhurnya ialah memasang foto seperti pada potret di atas. Sekelas lapak sayur di pasar -yang tidak lebih bagus dari pasar tumpah- itu ada fotonya. Lapak ini aku lewati tiap harinya saat menuju kampus. Karena di sini tidak mengenal legi, pahing, pon, wage atau kliwon yaa jadi buka tiap hari. :D
Aku ambil satu potret ini. Aku rasa sudah cukup mewakili semua. Bagaimana tidak? Lapak sayur yang sederhana ini sudah mampu bersuara untuk menjelaskan yang lain.. Tidak jauh beda.. Hehe
Nantikan fenomena selanjutnya, kawan .. :D
di maroko lebih menarik lagi hid,,,
ReplyDeletedimanapun berada, pasar, jalan , tongkrongan biz, tak luput dengan foto raja yang di hormati di maroko,,,
Mantapp kedengerannya.. Ayo, mba' nulis.. Aku tunggu blog mba Tika.. :)
ReplyDeleteyah yah dech . .
ReplyDeletentar tunggu ajha ceritaku di blogku. .
ku kmpulin data dulu,, biar lbih menarik. . :)
mantapp.. :)
ReplyDeletehuuuuw... enak banget ya yang lagi di mesir :D
ReplyDeleteikut merasakan kebahagian deh.
Suatu kehormatan, blogku dikunjungi pak lurah Kampoeng Blogger. :)
ReplyDeleteMain kesini, pak lurah.. :D
Anak Palembang banyak di sini..