Rihlah Alexandria [part III]

Menjelang imtihan (arab: ujian) termin satu di Al Azhar ini, menurutku, biasa saja. Karena menemui administrasi yang 'khas', mungkin itu yang aku agak 'wahh'. :D

Terima kasih untuk tetanggaku di Kampoeng Blogger yang sudah mengingatkanku harus disiplin dalam menulis. Terima kasih, mba Opi atas peringatannya, hehehe

Mari melanjutkan perjalan asyik di Alexandria bersamaku, kawan.. :)



Sore itu, aku dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Benteng Qitbay. (Secara penulisan sebenarnya itu Qaitbay atau Qayetbay, begitu juga dalam tulisan Arab, قايتباي ).
 

Ulasan Sejarah,
Benteng Qaitbay masyhur dengan kisah 'Budak yang Jadi Raja'. Siapa budak itu?
Tentunya yang menjadi nama hingga kini bagi benteng itu, Qaitbay.

Benteng ini dibangun oleh seorang sultan dari dinasti Mamluk, yaitu Sultan Al Ashraf An Nashr Syaifudin Qaitbay pada tahun 1423 M, berfungsi untuk menahan serangan musuh yang datang dari luar Mesir pada waktu itu.
Oke, kita ulas dari awal kisah 'Budak yang Jadi Raja'..


Sultan Qaitbay tadinya ialah seorang budak. Inilah uniknya, Dinasti Mamluk (1250 M - 1517 M) pada awalnya dibangun oleh seorang budak.
Maka dari itu, Dinasti Mamluk (arab: yang dimiliki, budak) ini  juga disebut sebagai Dinasti Budak. Budak pada dinasti ini tetap mendapatkan hak-hak atas pendidikan, sehingga bisa berkembang karirnya di dunia birokrasi ataupun militer.
Dinasti Mamluk ini terbilang hebat. Ia satu-satunya yang mampu menahan dan menghancurkan serangan pasukan Mongol pada abad ke-13. Karena kehebatannya, Syiria dan negara negara Islam lainnya menyatakan tunduk pada Dinasti Mamluk di Mesir ini.

Menariknya, dinasti ini tidak mengharuskan seorang anak Raja atau Sultan sebagai penerus tahta. Jika ada seorang budak yang berkompeten dan bisa dipercaya, dia bisa saja menjadi Sultan.

Tadinya, Qaitbay ialah budak milik seorang kaya raya di Mesir, kemudian dibeli oleh Sultan Djaqmaq, dan kemudian memberi Qaitbay kemerdekaan.

Kemudian, Qaitbay ditugaskan sebagai kepala militer. Setelah sang Sultan meninggal, Qaitbay ditunjuk menjadi Sultan untuk menggantikannya.

Benteng inilah salah satu peninggalan Sultan Qaitbay di Alexandria.
Benteng berwana pastel ini memposisikan diri di tepi laut Mediterania yang indah. 

Arsitektur yang indah dan simple dipadukan dengan berbagai ruang strategis untuk pengintaian musuh, indah sekali.
 

Sayangnya, aku dan rombongan tidak menyusuri ke dalam. Malam sudah mendalam memakasa kami hanya berduduk ria di samping benteng, melihat keluarga, pasangan muda-mudi yang juga banyak bertebaran di tepi pantai.
 

Di saat kami menikmati duduk, anak laki-laki kecil dengan rambut keriting cokelat berlari mendekat. Mulutnya penuh makanan yang belum selesai dikunyah.
Kulitnya putih dengan sorot mata khas anak kecil menyapa dengan bahasanya. Sesekali melabuhkan tangannya ke badan kami. Mungkin ia ingin berusaha mendekat, bercengkrama dengan kami yang berwajah asing baginya.
 

Dari kejauhan, ibunya memanggil, 'Haytsaaaam, Haytsam..'
Sang Ibu mencari anak kecilnya dengan membawa piring di tangan, ia sedang menyuapi Haytsam rupanya.
Selang berapa waktu, Haytsam kembali pada kami diikuti beberapa anak kecil yang posturnya lebih besar dari dia. Nampaknya, mereka saudara-saudara Haytsam.
 

Ada satu dari mereka bertanya ada kami, satu persatu. 'Ismak eih?' Siapa namamu?
 

Sampingku menjawab, 'Ahmad.' yang ternyata diikuti olehku dan beberapa dari rombongan.
 

Anak kecil tadi kembali bertanya dengan nada meragukan jawaban kami, 'Huhh, Kulluu Ahmad? Musy kedaa kullu Ahmad?' Semuanya Ahmad? Masa sih semuanya Ahmad..
 

Gelak tawa dari kami pun lepas dan kemudian pecah bersama panggilan ibu Haytsam dari kejauhan.
 

Haytsam beranjak ke ibunya. Namun, ada gadis kecil yang masih berdiri di depan kami. Setelah kami tanya, ternyata ia kakak Haytsam. Maryam namanya. 

Pekat malam tak bisa memantik sorot untuk melihat wajah khas gadis kecil Mesir ini. Yang kami tahu, hanya lekuk hidung yang memastikan lalat pun akan terpleset saat hinggap. :D

Kami beranjak kembali menuju penginapan bersama gelak tawa mengisahkan anak-anak kecil Mesir yang seringkali berani dengan tingkah polahnya yang juga lucu.


Esok hari, kami berniat meluncur menuju pagi indah di tepi pantai Alexandria, menyapa bibir pantai, dan bermain bola di atas pasir. Nantikan kisah selanjutnya, kawan.. :)
Ada seikat indah dalam rihlah Alexandria kami, :)


Galeri Foto:

 Seni lukis di tembok khas Mesir, semacam graffiti kah?

 Dapat pesona sunset,

Menurutku, hanya pantai selatan yang ombaknya bisa mencapai 5 meter, hehe

Mengukir kenang dalam foto, uhhuyy

 Spesial untuk kawan-kawan Laskar Marjinal, aku siap mengantarmu ke sini, kawan.. :D


Ini sepasang muda-mudi, mungkin sedang mengawali bulan madu,
di belakangnya ada Benteng Qaitbay yang memesona

Haytsam dan si kakak meski dengan efek pantulan mata yang merusak indahnya foto,

Haytsam gerak terus, overaktif tuh.. :D

dan.. kembali ke penginapan, sampai jumpa di edisi mendatang..
sumber sejarah :  
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/08/14/benteng-qaitbay-di-alexandria-dan-kisah-budak-yang-jadi-raja/
http://uniqpost.com/32793/zamrud-mediterania-yang-memikat-di-negeri-seribu-satu-malam/

Comments

(4)
  1. Itu tulisan di tembok di buat oleh seniman-seniman kayak di Jogja itu ya?
    eh mau nanya di Alexandria tidak ada pantai ya mad?

    ReplyDelete
  2. Iya, mungkin.. Di situ lebih cenderung dikatakan lukisan menurutku, aku ke situ sudah ada. Tapi, dari catnya mungkin belum sampai bertahun2.. Semua foto ini diambil di area wisata yang hampir kesemuanya memiliki pantai.
    Jadi kalau ditanya apakah ada pantai di Alexandria? Ya jawabannya, 'Buaanyak banget. Setiap pariwisata di sana di tepi pantai, bahkan setiap hotel memilik tepi pantai yang sudah seperti milik pribadi hotel tsb. :)
    Mampir ke Mesir, bang.. Sama warga Kampoeng Blogger, nanti aku siap jadi guide. hehehe :D

    ReplyDelete
  3. wuih... setiap dtg ke blog ini, pengen rasanya minjem pintu ajaib doraemon -____-

    gue pengen banget kesono, tapi kapan ya ? hmm .... *krik...krik

    ReplyDelete
  4. Nah, itu, pak lurah.. Wahh sungguh saya sangat bahagia dengan kunjungan pak lurah ke blog saya..
    Kira2 di blogger ada gadget doraemon ndak, pak lurah? :D

    Mendingan, kita perbanyak renovasi di Kampoeng Blogger, kita majukan, baru kita kumpul mbahas kemana gitu, pak lurah.. :D
    Saya siap dengan bangga menjadi tukang sapu di Kampoeng Blogger, :D

    ReplyDelete

Post a Comment