Kuttab yang biasanya diisi oleh anak-anak yatim dan fakir mengisi hari-harinya bersama seorang syekh yang membimbingnya belajar membaca ayat suci. Sebab letaknya yang ada di atas kran Sabil, mereka akan iseng membaca ayat "Wa Saqoohum" seperti yang ada di foto sekeras mungkin bersama-sama.
Mereka melempar "kode" kepada orang yg singgah minum agar bersedia menyisihkan rezekinya. Jika sudah demikian, orang dermawan yang kebetulan singgah minum ini akan berteriak ke atas agar anak-anak menurunkan timba. Nampaknya, ada roti, buah, atau segepok receh lebih untuk dibagikan ke mereka.
Kegirangan ini yang menghiasi kejenuhan anak-anak di sebuah Kuttab. Sekarang, Kuttab Tua sudah kosong menjelma monumen. Tidak ada hiruk pikuk mengaji atau kode untuk para pejalan. Namun, hal ini diabadikan dalam setiap Sabil. Bahkan sabil yang modern dengan semacam mesin pendingin pun tak lepas dari stiker ayat ini.
Hanya saja, tak semua pejalan menangkap "kode" itu sekarang. Ayat suci ini abadi seperti seharusnya ayat suci yang abadi. Dipahami sebagai ayat suci. Kisah anak-anak Kuttab bisa jadi sudah tak lagi abadi.
#masisir #kupretistducaire
Write a comment
Post a Comment