Abdul Basit
sebagai qari kesohor dan suami Fathiyya yang memberinya 5 putra.
Headline di harian itu tertulis, "Telepon tak berhenti berdering, Syekh tak bisa lepas dari pembicaraan di telepon!"
i
Istri Syekh Abdul Basit Abdussamad marah meledak-ledak dan meminta talak.
ii
Demi menghindari kejaran fans perempuan, Fathiyya istri yang sekaligus putri pamannya pernah pindah dari Al Hilmiyah menuju Al Rawda. Bukan hanya itu, ia juga mengubah nomer telepon rumahnya serta meminta pada Perusahaan Telepon agar nomer tsb. dirahasiakan.
iii
Setelah sedemikian rapat, masih ada saja puluhan fans perempuan yang berhasil mendapatkan nomer telepon rumah mereka.
iv
Ny. Fathiyya: Aku akan minta talak! Aku gugat! Mohon maaf ya, semuanya!
Api cemburu istrinya, Ny. Fathiyya menyala-nyala tak terbendung di kala banyaknya fans perempuan memuja suaminya. Dua jam sehari untuk membalas telepon dirasakannya sungguh menyiksa.
Fathiyyah sebagai istri dan putri paman Abdul Basit merasa kurang sabar yang seperti apa lagi. Ia perempuan dari kampung; dari Said (Upper Egypt) sudah sedemikian diajarkan untuk menutup rapat telinganya, memejamkan matanya, mengikat lidahnya —di depan suaminya. Namun, ia tak lagi kuasa menahannya.
Di ending Majalah "Ahl Al Fann" terdapat sebuah wawancara:
Apakah benar istri dan anak-anak Anda sudah pindah rumah?
Abdul Basit: Tidak. Mereka ada di rumah. Jika bukan sebab budaya Said yang tidak mengumbar istrinya, aku sudah tunjukkan pada kalian!
Untuk penutup, apa harapan Anda, Syekh?
Abdul Basit: Semoga Allah memberikanku perlindungan. Dan mencukupkanku dari cobaan-cobaan ini: cobaan [berupa berita tentang] perempuan dan cobaan Musa Sabry (jurnalis). #masisir #kupretistducaire
.
Abdul Basit Abdussamad (1927-1988) — Qari yang Dipuja Perempuan [photo insert]
sebagai qari kesohor dan suami Fathiyya yang memberinya 5 putra.
Headline di harian itu tertulis, "Telepon tak berhenti berdering, Syekh tak bisa lepas dari pembicaraan di telepon!"
i
Istri Syekh Abdul Basit Abdussamad marah meledak-ledak dan meminta talak.
ii
Demi menghindari kejaran fans perempuan, Fathiyya istri yang sekaligus putri pamannya pernah pindah dari Al Hilmiyah menuju Al Rawda. Bukan hanya itu, ia juga mengubah nomer telepon rumahnya serta meminta pada Perusahaan Telepon agar nomer tsb. dirahasiakan.
iii
Setelah sedemikian rapat, masih ada saja puluhan fans perempuan yang berhasil mendapatkan nomer telepon rumah mereka.
iv
Ny. Fathiyya: Aku akan minta talak! Aku gugat! Mohon maaf ya, semuanya!
Api cemburu istrinya, Ny. Fathiyya menyala-nyala tak terbendung di kala banyaknya fans perempuan memuja suaminya. Dua jam sehari untuk membalas telepon dirasakannya sungguh menyiksa.
Fathiyyah sebagai istri dan putri paman Abdul Basit merasa kurang sabar yang seperti apa lagi. Ia perempuan dari kampung; dari Said (Upper Egypt) sudah sedemikian diajarkan untuk menutup rapat telinganya, memejamkan matanya, mengikat lidahnya —di depan suaminya. Namun, ia tak lagi kuasa menahannya.
Di ending Majalah "Ahl Al Fann" terdapat sebuah wawancara:
Apakah benar istri dan anak-anak Anda sudah pindah rumah?
Abdul Basit: Tidak. Mereka ada di rumah. Jika bukan sebab budaya Said yang tidak mengumbar istrinya, aku sudah tunjukkan pada kalian!
Untuk penutup, apa harapan Anda, Syekh?
Abdul Basit: Semoga Allah memberikanku perlindungan. Dan mencukupkanku dari cobaan-cobaan ini: cobaan [berupa berita tentang] perempuan dan cobaan Musa Sabry (jurnalis). #masisir #kupretistducaire
.
Abdul Basit Abdussamad (1927-1988) — Qari yang Dipuja Perempuan [photo insert]
Write a comment
Post a Comment