Ghadaa

Ghadaaa | wide image
Dok. pribadi
"Kamu dengar ledakan bom pagi tadi?", tanyanya padaku.
Dari situ, mulailah obrolan kecil dengannya. Bukan isi obrolan itu yang ingin aku ceritakan, melainkan sorot sendu matanya, tindak tanduk polosnya, kepercayaan dirinya, dan patuhnya pada orang tua.

"Boleh aku ambil gambarmu?", pintaku.
Awalnya, aku ingin tanyakan padanya di akhir, setelah kudapatkan beberapa foto candid-nya. Baru 2 kali ambil, ia sadar dan menolaknya.

Belum menyerah sampai di situ, aku masih berusaha mengambil posenya senatural mungkin, tanpa diketahui, tanpa dipoles, namun mewakili beberapa paragraf deskripsiku tentangnya. Selain itu, aku ingin benar-benar memotret, bukan melukis.

Apa boleh dikata. Semua yang kubeli sudah tersaji, tak ada alasan lagi aku berdiri di situ dan mengambil gambar yang terbaik tentangnya.

"Yang ini tidak apa-apa kan?", kutunjukkan salah satu foto yang aku ambil. Ia tersenyum dan pergi membawa sebuah tas kresek hitam. Sebelum itu, ibunya mengatakan sebuah nama dan menunjuk tempat yang dimaksud. Hal itu yang membuatku berkesimpulan: ia mengantar pesanan.

"Ah, sudahlah.", gumamku.
Namanya Ghadaa. Nama yang sempat aku kira alias dari Khodijah. Gadis kecil, putri seorang penjaja tho'meya (makanan khas Mesir mirip perkedel) di dekat pasar. Meski masih duduk di kelas 4 SD, ia membantu orang tuanya melayani pembeli.[]

Comments

(2)
  1. dek,, gimana kabarnya mesir?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik, mbak. Cuma terkadang ada huru-hara mendadak, sebab menjelang pemilu presiden.

      Beberapa waktu kemarin ada bom bunuh diri. Tapi, keadaan Mesir secara umum ya masih stabil lah, tidak terlalu parah untuk pelajar. Bahkan International Book Fair ke-45 juga masih berlangsung.

      Delete

Post a Comment